Menurut
Warren J Keegen (2003) saluran pemasaran atau saluran distribusi (marketing
channels) adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang
sampai ke tangan konsumen atau pemakai industri.
Menurut
Kottler , saluran pemasaran adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang
memiliki hak pemilik atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk
ketka akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.
Saluran
pemasaran antara satu dengan bagian lainya merupakan merupakan satu kesatuan
yang saling bergantung sehingga membentuk sistem saluran pemasaran (marketing
channel system). Saluran pemasaran
mempunyai andil dalam menyampaikan barang ke konsumen yaitu sebagai agen,
bagaimana perantara pemasaran
bernegosiasi atas barang milik produsen dengan konsumen. Bagaimana perantara
terlibat dalam proses untuk membuat produk atau jasa yang siap untuk dikonsumsi
oleh konsumen.
2.2
ANGGOTA SALURAN DISTRIBUSI INTERNASIONAL
1. DISTRIBUSI TIDAK LANGSUNG
a. AGEN
-
PERUSAHAAN
MANAJEMEN EKSPOR / PME ( Export Management Company )
Adalah
suatu perusahaan manajemen ekspor yang melayani berbagai perusahaan dalam
kegiatan ekspor. Perusahaan ini memandang pengekspor sebagai klien mereka,
dalam aktivitasnya perusahaan manajemen ekspor ini bekerja sama dengan perusahaan
pelayaran, selain itu mereka juga menggunakan nama, material promosi, dan
administrasi klienya. Perusahaan ini memiliki skala operasi yang berbeda –
beda. Ada peruahaan yang menangani sepuluh produsen, ada juga yang melayani
ratusan produsen. Keberadaan perusahaan manjemen ekspor ini sangat membantu
khususnya bagi perusahaan kecil yang tidak mampu menggaji manajer ekspor.
Selain itu perusahaan ini juga memahami budaya dan keadaan luar negeri termasuk
didalamnya kondisi ekonomi, politik, hukum dan perpajakanya.
Dalam
pemilihan perusahaan manajemen ekspor, kita
harus mampu berupaya menemukan perusahaan manajemen ekspor yang
mengkhususkan diri pada produk tertentu, memiliki sistem distribusi global yang
terorganisasi dengan baik. Sementara perusahaan manajemen ekspor ini memperoleh
pendapatan dari diskon atas barang yang mereak beli untuk dijual kembali ke
pasar luar negeri, besar kecilnya tingkat diskon yang diambil bergantung pada
layanan yang diberikan,dan tingkat kesulitan distribusi.
-
AGEN
EKSPOR PERUSAHAAN ( Manufacture export agent /AEP )
Agen
ekspior perusahaan menyediakan layanan yang hanpir sama dengan perusahaan
manajemen ekspor namun dalam skala dan kontrak yang lebih kecil. Agen ekspor
perusahaan ini bekerja atau bertindak atas namanya sendiri dan menerima untuk
jasa yang mereka terima.
-
ASOSIASI
WEBB- POMERE
Asosiasi
ini didirikan oleh produsen – produsen Amerika Serika. Anggota asosiasi ini
dapat menentukan harga, berbagi informasi, melakukan riset pemasaran dan lain –
lain.
-
AGEN
KOMISIONER DAN AGEN PEMBELIAN YANG DIKENDALIKAN NEGERA
Agen
komisioner ini bertindak mewakili pedangang luar negeri atas pembelian produk –
produk tertentu. Agen komisioner ini menerima komisi dari klien luar negeri
untuk jasa pembelian produk tersebut. Sedangkan agen pembelian yang dikendalikan negara adalah
perwakilan pembelian resmi suatu pemerintah untuk pembelian barang – barang
tertentu. Biasanya negara berkembang mempertahankan misi untuk memasok barang
dengan menempatkan beberapa stafnya di luar negeri.
b. PEDAGANG
PERANTARA
Pedagang
perantara memiliki hak atas produk dan melakukan hubungan dagang dengan
menggunakan
nama pribadi dan memiliki otoritas yang berbeda antara pedagang perantara satu
dengan pedagang perantara lainya dalam kaitanya dengan barang tersebut. Mereka
dapat melakukan pengiriman atau tidak. Ada beberapa jenis pedagang perantara
antara lain :
-
PEDAGANG EKSPOR
Pedagang ekspor adalah pedagang
yang langsung membeli barang dari produsen dan memiliki hal atas produk
tersebut. Pedagang ekpor memiliki mitra di luar negeri baik pengecer maupun
pedagang besar. Dalam aktivitasnya pedagang
ekspor menggunakan nama sendiri dan menanggung semua resikonya.
-
KOPERASI PENGEKSPOR ( COOPERATIVE
EXPORTERS)
Koperasi pengekspor adalah
kumpulan dari perusahaan – perusahaan yang membentuk suatu koperasi untuk
pendistribusian produk – produk ke luar negeri. Model kerjasama antara produsen
dengan koperasi pengekspor ini disebut dengan piggybacking dimana koperasi pengekpor ini dapat berperan sebagai
perusahaan manajemen ekspor ataupun hanya sebagai agen.
-
PEMASOK EKSPOR ( EXPORT VENDOR )
Adalah perusahaan yang
mengkhususkan diri dalam penjualan produk dengan kualitas rendah atau yang
jumlah produksinya berlebihan untuk dijual kembali ke luar negeri.
2. DISTRIBUSI
LANGSUNG
a. DISTRIBUSI
LANGSUNG MELALUI AGEN
Dalam Pendistribusian langsung,
perusahaan dapat bekerja sama dengan agen
perantara di luar negeri yang mana agen ini tidak memiliki hak atas
barang tersebut. Ada beberapa macam antara lain :
-
PERWAKILAN AGEN ( sales representative )
Kegiatan sales representative ini
merupakan perwakialan perusahaan di negara asing untuk melakukan penjualan di
negara tersebut dan komisi didapat dari penjaualan. Perwakialan agen juga
memantau dan mengumpulkan informasi terkait penjualan dan preferensi konsumen
di negara tersebut. Namun mereka tidak memiliki hak atas barang tersebut.
-
AGEN PEMBELIAN ( Purchasing agents)
Agen pembelian ini kadang disebut
juga dengan pembeli barang untuk diekspor. Mereka aktif bergerak mencari produk
dengan verifiakasi tertentu untuk kepentingan luar negeri dengan standar produk
dan harga dari laur negeri. Agen ini jugalah yang mengurus semua urusan
pengemasan dan persyaratan pengapalan namun mereka tidak memiliki hak atas
produk tersebut.
-
PIALANG EKSPOR ( Ekport Broker )
Tugas dari pialang ekspor adalah
mempertemukan pembeli luar negeri dengan penjual lokal. Pialang ekspor ini tidak
memiliki hak atas barang dan tidak ikut serta dalam tanggung jawab atas
transaksi yang dilakukan. Pialang ekspor memperoleh komisi atas jasa yang
diberikan.
b. DISTRIBUSI
LANGSUNG MELALUI PEDAGANG PERANTARA
Pedagang perantara mengambil alih
atas produk atas pembelian produk dan kemudian menjualnya kembali dengan nama
pribadi.
-
DISTRIBUTOR EKSPOR ( Export Distributor
)
Distributor ekspor membeli barang dengan diskon yang besar
kemudian menjualnya kembali untuk mendapatkan laba, memberikan layanan servis
atas pembelian barang tersebut, serta mereka menggunakan nama mereka.
-
PENGECER LUAR NEGERI ( Foreign Retailer
)
Dalam pemasaran internasional
pengecer luar negeri memiliki dua fungsi yaitu selain menjual barang langsung
ke konsumen melalui jaringan toko yang dimiliki, mereka juga mendistribusikan
barang ekspor ke pengecer lebih kecil.
-
PEMBORONG EKSPOR ( Ekport Jobber )
Pemborong ekspor melakukan
kegiatan bisnisnya dengan memborong semua barang ekspor untuk memenuhi
kebutuhan konsumen luar negerinya.
3. SALURAN
DISTRIBUSI MILIK PERUSAHAAN
Salah
satu alternatif untuk menditribusikan produk ke luar negeri adalah dengan
membuat saluran distribusi sendiri. Ada tiga alas an mengapa perusahaan leih
memilih untuk membuat saluran distribusi sendiri untuk memasarkan produknya ke
luar negeri antara lain untuk memperkuat cakupan wilayah dengan tujuan
meningkatkan penjualan, dapat mengontrol pendistribusian di laur negeri secara
penuh, dan tidak ada saluran distribusi lain tidak tersedia.
Namun
pembanguan distribusi milik perusahaan sendiri ini membutuhkan banyak waktu,
biaya dan sulitnya menemukan individu – individu yang cakap untuk dijadikan
tenaga penjual di luar negeri.
4. PASAR
KELABU ( GREY MARKET )
Grey
market merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk memasarkan
produk pesar internasional dimana distribusi barang disini dilakukan melalui
saluran yang tidak memiliki otoritas. Istilah grey market ini sendiri adlaah
istilah turunan dari black market yang memasarkan produk illegal, namun dalam
grey marketgaris batas antara illegal dan legal disini abu – abu. Grey market biasanya terjadi dalam
perdagangan barang – barang mewah dan barang – barang berteknologi tinggi.
2.3 KEPUTUSAN
DESAIN SALURAN
Dalam
menentukan saluran pemasaran, produsen harus bisa memilih saluran apa yang
ideal dan praktis. Bagaimana mereka
memilih saluran pemasaran yang sesuai serta bagaimana mereka meyakinkan
perantara yang baik untuk menangani lini tersebut. Hingga perusahaan tersebut
berkembang dan akhirnya mereka dapat memperluas, memilih dan menggunakan
saluran pasaran yang ideal dengan ukuran perusahaan tersebut.Maka dalam hal ini
pengambilan keputusan dan analisis saluran
yang sesuai bagi perusahaan sangat diperlukan agar saluran pemasaran
dapat berjalan efektif. Proses pemilihan anggota saluran distribusi dalam
pemsaran internasional pada dasarnya hamper sama dengan pemilihan anggota
saluran domestic.
Berikut beberapa tahapan yang perlu
diperhatikan dalam kaitanya mengambil keputusan desain saluran yang tepat
antara lain :
1.
MENGANALISIS
KEBUTUHAN KONSUMEN
Bagaimana
perilaku pembelian konsumen. Apakah mereka lebih suka membeli di lokasi sekitar rumah mereka ataukah mereka rela
menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan produk tertentu, apakah mereka lebih
suka membeli secara pribadi seperti via internet atau via telepon, apakah
konsumen menginginkan banyak pelayanan tambahan dan lain sebagainya. Namun
disisi lain perusahaan juga harus memperhatikan sumber daya yang dimiliki untuk
keperluan kepuasan pelanggan. Dengan banyaknya layanan yang diberikan, tentunya
biaya yang diperlukan perusahaan dan anggota saluran akan meningkat sehingga
berakibat pada harga barang akan lebih tinggi bagi konsumen. Perusahaan juga
dituntut agar mereka dapat menyeimbangkan kebutuhan konsumen, biaya, kelayakan produk dan preferensi harga
pelanggan.
2. MENENTUKAN TUJUAN SALURAN
Tujuan
saluran pemasaran berkaitan dengan pendefinisian secara tegas pelanggan yang
akan menjadi sasaran perusahaan dan berkaitan pula dengan tingkat layanan
kepada segmen – segmen pelanggan tertentu yang ditargetkan. Dari hasil
pengidentifikasian segmen pelanggan, perusahaan dapat menentukan pelayanan
seperti apa dan bagaimana yang hendak diberikan kepada pelanggan. Disisi lain
perusahaan juga berusaha meminimalkan
total biaya saluran dalam memenuhi layanan pelanggan yang dibutuhkkan, mungkin
perusahaan juga menghindari saluran yang digunakan oleh pesaing besar serta
faktor lingkungan yang berkaitan dengan kondisi ekonomi dan sistem hukum yang
berlakudi suatu negara. Dalam situasi ekonomi yang tertekan perusahaan lebih
memilih menggunakan saluran pemasaran pendek dalam
memasarkan produknya bahkan mereka mengabaikan layanan pelanggan yang kurang diperlukan.
3. MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF UTAMA
Alternatif
ini berkaitan dengan jenis perantara yang digunakan, jumlah perantara dan
syarat serta tanggung jawab oleh masing – masing saluran pemasaran. Jenis
perantara, berkaitan dengan produk perusahaan.
Sedangkan jumlah perantara berkaitan dengan seberapa jumlah anggota saluran yang dibutuhkan perusahaan
agar produk semakin dekat dengan konsumen. Ada tiga
strategi dalam menentukan jumlah perantara pemasaran antara lain :
a. Distribusi Intensif adalah strategi yang dilakukan anggota
pemasaran dengan cara menyimpan sebanyak mungkin stok produk di toko dengan
maksud produk tersebut harus tersedia dimanapun dan kapanpun konsumen
menginginkan misalnya : rokok, air mineral, permen dan lain – lain.
b. Distribusi Eksklusif adalah strategi
dimana perusahaan sengaja membatasi jumlah perantara yang menangani produk.
Perusahaan memasarkan produknya hanya ke beberapa penyalur dengan maksud untuk
meningkatkan nilai eksklusif produk mereka. Tak jarang mereka dapat menekankan
harga dalam kisaran yang lebih tinggi. Contohnya dealer Bentley, dengan jumlah
yang terbatas dan hanya ada di kota – kota besar. Bentley mendapatkan dukungan
yang kuat dari distributor yang pada akhirnya berpengaruh terhadap harga,
promosi, dan layanan dealer.
c. Distribusi Selektif : penggunaan
lebih dari satu , tetapi tidak keseluruhan perantara yang mau menjual produk
perusahaan. Distribusi selektif ini berada diantara distribusi eksklusif dan
intensif. Contohnya merk televisi, furniture dan peralatan rumah tangga kecil
didistribusikan dengan cara ini.
Variasi karakteristik produk juga
memberi pengaruh terhadap pemilihan saluran. Produk yang mudah busuk
membutuhkan saluran langsung sedangkan produk dengan harga murah dan jumlah
yang besar bisa menggunakan saluran yang panjang.
Dalam pemasaran internasioanl
variabel lain yang perlu diperhatikan dalam pengidentifikasian alternatif saluran pemasaran adalah lingkungan di host
country seperti struktur ekonomi negara tersebut. Dalam perekonomian bebas,
perusahaan banyak yang menggunakan agen atau distributor untuk membeli ataupun
menjual barang dengan mark up harga tertentu. Selanjutnya terkait dengan
kekuatan perusahaan tesebut di luar negeri. Suatu perusahaan terkenal dengan
kuangan yang kuat akan lebih mudah mendapatkan saluran daripada perusahaan
baru.
4. MENGEVALUASI ALTERNATIF UTAMA
Tahap
berikutnya adalah mengevaluasi alternatif dari hasil identifikasi berdasarkan
kriteria ekonomi, kendali dan cakupan. Kriteria ekonomi berkaitan dengan bagaimana perusahaan bisa menganalisis perkiraan
penjualan, biaya, dan profitabilitas dari alternatif yang berbeda.
Disisi
lain perusahaan juga harus mempertimbangkan rentang kendali. Seberapa
besar anggota saluran memegang kendali
atas pemasaran produk. Bagaimana keleluasaan perusahaan dalam mengawasi alur
barang dari awal hingga ke tangan konsumen. Disepanjang proses penditribusian
barang, perusahaan dan anggota saluran perlu membuat pembagian pengendalian.
Sementara
saluran adapatif berkaitan dengan komitmen dengan saluran perusahaan. Saluran
pemasar menginginkan komitmen jangka panjang dengan perusahaan sedangkan perusahaan
menginginkan situasi yang lebih fleksibel sehingga mereka dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan. Dalam hal ini anggota saluran yang memiliki
komitmen jangka panjang dengan perusahaan harus unggul dalam sisi ekonomi dan
kendali.
Dalam
pengevaluasian alternative, harus dicapai keseimbangan antara criteria ekonomi,
rentang kendali dan cakupan. Tidak mungkin dilakukan salah satu faktor yang
dapat dipertimbangkan secara terpisah.
5. PEMILIHAN ANGGOTA SALURAN
Setelah
perusahan meninjau dan memilih sistem saluran, selanjutnya perusahaan
mengimplementsikan sistem saluran. Perusahaan harus memilih anggota saluran
pemasaran internasional yang sesuai. Perusahaan memiliki kemampuan beragam
dalam menarik perantara yang berkualitas. Beberapa perusahaan tidak mengalami
kesulitan dalam memilih anggota saluran pemasaran internasional, namun tak
jarang pula mereka harus bekerja keras
untuk memilih anggota saluran. Perusahaan perlu melakukan evaluasi berapa lama
mereka bergerak di dunia bisnis, lini lain yang dijual perantara, catatan dan
pertumbuhan laba, kekuatan layanan, kerjasama dan reputasi layanan. Ada empat
kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan anggota saluran pemasaran
internasional antara lain :
a. KEKUATAN KEUANGAN
Perusahaan
membutuhkan tenggang waktu yang cukup lama untuk mencapai tahap kedewasaan
dalam pemasaran internasional. Perusahaan harus memiliki basis keuangan yang
kuat serta kekuatan, kemauan dan kesiapan menghadapi resiko yang mungkin
muncul. Biasanya, kekuatan keuangan ditunjukkan oleh besarnya kapasitas kredit
yang diberikan dan posisi arus kas.
b. JARINGAN DAN HUBUNGAN YANG BAIK
Di
berbagai negara kegiatan bisnis dijalankan berdasarkan hubungan pribadi. Dalam
pemilihan anggota saluran pemasaran internasional sangat penting memiliki citra
dan hubungan yang baik dengan lingkaran pemerintah dan lingkaran bisnis di
negara tersebut.
c. KOMITMEN DENGAN BISNIS LAIN
Perusahaan
harus mengumpulkan informasi mengenai anggota saluran pemasaran internasional
tentang komitmen anggota pemasaran dengan bisnis lain. Kinerja anggota saluran dapat diperoleh dari
perusahaan – perusahaan yang telah atau pernah bekerja sama dengan mereka.
6. PENGENDALIAN ANGGOTA SALURAN
Hilangnya
kendali atas produk dalam proses pendistribusian kepada anggota saluran pemasaran
mungkin sudah menjadi konsekuensi dari produsen walaupun dalam pasar domestik
sebagian kendali diberikan ke anggota saluranya. Anggota saluranlah yang
menjadi satu – satunya jalan untuk dapat menyelesaikan seluruh terkait dengan penjualan, pelayanan, penyediaan informasi.
Hal ini menjadi dilemma mengenai bagaiman cara mendorong anggota saluran untuk
dapat berkinerja tinggi karena disisi lain anggota saluran kadang memiliki visi
yang berbeda dengan perusahaan. Agen penjualan merupakan perusahaan independen
yang berusaha memaksimalkan labanya. Biasanya mereka lebih berkonsentrasi pada
pelanggan yang membeli paling banyak, bukan mengutakan pelanggan yang membeli
barang produsen.
Kemampuan
produsen sangat beragam dalam mengelola distributor. Hal ini terkait dengan
kekuatan saluran ( channel power ) yaitu kemampuan untuk mengubah perilaku
anggota saluran. Jenis – jenis channel power itu antara lain :
a. Kekuatan Koersif
Kekuatan koersif berupa ancaman dari
produsen untuk menarik sumber daya atau menghentikan hubungan kerjasama dengan
anggota saluran. Tetapi dalam penerapanya, sering menghasilkan konflik.
b. Kekuatan Penghargaan
Kekuatan penghargaan berupa
penawaran ekstra dari produsen kepada konsumen sebagai wujud penghargaan atas
keberhasilan melaksanakan fungsi tertentu.
c. Kekuatan Resmi
Kekuatan resmi ini berupa kontrak
yang dibuat produsen untuk anggota saluran bahwa produsen adalah pemimpin yang
resmi.
d. Kekuatan Acuan
Produsen sangat dihormati sehingga
anggota saluran merasa bangga bekerja sama dengannya.
2.4 PEDAGANG BESAR DI LINGKUNGAN LUAR NEGERI
Seorang
pemasar internasional harus memiliki pengetahuan yang luas tentang pola
perdagangan besar dan eceran yang
berlaku di negara tan rumah, pengetahuan tersebut akan memngungkapkan bentuk
distribusi yang baik untuk digunakan, seperti factor ekonomi, social dan budaya
apa yang mempengaruhi struktur distribusi suatu negara dan persyaratan hukum
dan politik apa yang harus dipenuhi.
1. STATUS
DAN PERAN PEDAGANG BESAR
Di
negara berkembang, pedagang besar memainkan peran penting karena menangani
produk-produk impor maupun dari perusahaan domestic, dan ikut mendanai aliran
barang antara produsen dan pengecer.
Terlepas dari tingkat kepentingannya, pedagang besar sering tidak dianggap
serius karena dua hal, yaitu pertama, tekanan utama dalam perekonomian di
negara berkembang adalah pada produksi karena kelangkaan barang hamper di semua
sector. Kedua, tingkat perdagangan pedagang besar, seperti halnya pengecer, di
beberapa negara didominasi oleh pengusaha asing. Pedagang besar dianggap telah
mengeksploitasi masyarakat untuk memperkaya diri. Seperti contohnya, di
beberapa negara Afrika, seperti Kenya dan Sierra Leone, perdagangan di control
oleh orang dari Benua India. Sekitar 75 persen took pengecer dan pedagang besar
di Kenya dikendalikan oleh orang-orang Asia. Demikian pula halnya dengan
Filipina dan Indonesia dimana perdagangan di dominasi oleh keturunan China.
Sedangkan perusahaan Eropa mengendalikan perdagangan HongKong dan Singapura
dalam porsi yang besar.
2. JASA
YANG DIBERIKAN OLEH PEDAGANG BESAR
Di
sebuah negara, seperti halnya India, dimana terdapat ratusan pedagang besar,
marjin keuntungan yang didapatkan rendah, sedangkan persaingan yang dihadapi
ketat. Dalam lingkungan seperti itu, pedagang besar menyediakan sejumlah jasa,
mulai dari pendannan hingga pemeliharaan persediaan. Di sisi lain, perusahaan
dagang besar biasanya menyediakan bauran jasa yang baik, tren menuju integrasi
vertical yang sedang berkembang mengakibatkan pedagang besar mengalami tekanan
dari kedua sisi. Oleh karena itu, pedagang besar berusaha menyederhanakan
bidang usahanya dengan membatasi wilayah operasi, disamping itu mereka juga
melakukan pengendalian dengan ketat. Misalnya, pedagang besar sejauh ini tetap menjadi factor utama dalam
produk makanan di Eropa Barat. Oleh karena itu, walaupun Kraft mendidtribusikan
produknya di Jerman melalui saluran distribusi milik pribadi, Kraft tetap harus
member komisi pada pedagang besar walaupun dia tidak menerima jasa sedikitpun.
3. KEBIJAKAN
PEMBELIAN
Pedagang
besar terkemuka biasanya memperjualbelikan
berbagai macam produk tanpa ada hubungan yang mendasar diantara
produk-produk tersebut. Contohnya, Hamashbir Hamerkazi, salah satu grup
pedagang besar terkemuka di Israel, menangani berbagai macam produk, serta
memiliki saham di 12 perusahaan.
4. MARJIN
DAN EFISIENSI
Marjin
serta efisiensi pedagang besar tergantung pada jasa yang mereka berikan dan
persaingan yang harus mereka hadapi. Ketika situasi berkembang menjadi monopoli
dan jumlah pasokan menjadi terbatas, marjin cenderung tinggi, walaupun tingkat
layanan (berkaitan dengan kredit, penyimpanan dan info penelitian pasar) yang
diberikan sangat rendah. Persaingan yang
ketat, di sisi lain akan menaikkan tingkat layanan yang disediakan pedagang
besar walaupun tidak harus secara bersamaan juga meningkatkan marjin ataupun
efisiensi. Singkatnya, pedagang besar di seluruh dunia tidak ditandai dengan
efisiensi, dengan efisiensi yang rendah dan persaingan yang ketat, marjin yang
didapat akan kecil.
2. 5 PENGECERAN DI PASAR LUAR NEGERI
Pengeceran
adalah suatu kegiatan di suatu lokasi, yang sangat dipengaruhi oleh norma-norma
social dan budaya yang berlaku dalam masyarakat serta pengendalian pemerintah.
1. POLA
PENGECER DI SELURUH DUNIA
Harrods
di Inggris, Mitsukoshi di Jepang dan Au printems di Perancis adalah nama yang
terkenal di bidang pengeceran. Took-toko tersebut mempunyai banyak lini produk
yang biasanya dijual di pusat perbelanjaan Amerika Serikat dan memiliki mitra
kerja yang luas. Misalnya, Mitsukoshi melayani lebih dari 100.000 pelanggan
setiap hari. Berbeda dengan pengeceran di Pakistan dan Nigeria, dimana took
eceran di kota-kota besar yang jumlahnya mencapai ribuan dan hanya memperjual
belikan satu atau dua lini produk, serta melayani pelanggan dalam jumlah yang
sedikit. Jika dibandingkan jumlah took ecersn di negara berkembang lebih besar
daripada di negara-negara industry, tapi jumlah pelanggan yang dilayani
ternyata lebih rendah.
Toko
pengecer yang kecil menjual lini produk dalam jumlah dan variasi yang terbatas.
Biasanya, operasi mereka dijalankan
secara tidak efisien dan dengan marjin rendah. Sebaliknya, operasi berskala
besar, memungkinkan tercapainya skala ekonomis serta terciptanya
profesionalisme operasi. Marjin yang didapat cukup tinggi, tapi pada saat yang
bersamaan biaya layanan mereka juga meningkat.
2. TEORI
PENGECERAN INTERNASIONAL
Secara
teoritis, struktur pengeceran (yaitu, jumlah populasi per toko eceran) muncul
dari karakteristik lingkungan suatu negara. Factor lingkungan yang menentukan
struktur pengecer adalah pengeluaran konsumsi pribadi per kapita, kepemilikan
mobil pribadi dan konstentrasi populasi geografis. Teori ini memiliki berbagai
implikasi bagi pemasar multinasional. Misalnya teknologi baratbyang padat modal dan pasar masal tidak akan cocok untuk
melayani konsumen dengan pendapatan rendah-menengah di dunia. Toko pengecer
makanan yang padat karya lebih cocok untuk memasarkan bahan-bahan pokok ke
miliaran penduduk dunia-yaitu, tidak terlalu primitive dengan pendapatan yang
rendah, namu tidak terlalu canggih
sehingga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat kelas bawah.
3.
TREN PENGECER
INTERNASIONAL
Di seluruh bagian dunia saat ini sedang bermunculan berbagai
perusahaan dalam bidang eceran. Walaupun sebagian besar perubahan terbatas di
negara – negara yang telah maju, berbagai macam tern pengeceran telah banyak
bermunculan, bahkan di neagra – negara sedang berkembang.
Pengadopsian Inovasi Pengeceran Amerika, inovasi pengeceran
di amerika seperti supermarket swalayan toko diskon, dan pusat perbelanjaan
pinggir kota secara bertahap menyebar kemana – mana (lihat pendar pemasaran
Internasional 14.4). pertumbuhan toko –toko diskon di jerman dengan jelas
menggambarkan perkembangan tersebut. Dimulai dengan berdirrinya toko diskon
pertama pada tahun 1953, pada tahun 1991 jumlah toko diskon telah melebihi
angka 1000. Toko – toko diskon baru yang disebut verbraucher market (pasar konsumen), pada beberapa kashus tertentu
ternyata berukuran lebih besar dari pada toko yang terdapat di Amerika.
Demikian pula di Perancis, toko diskon mulai berkembang pada tahun 1960-an di
mana bentuk supermarket mengalami perkembangan menjadi bentuk hypermarket, yang menjual bukan hanya
makanan tapi juga fulnitur, pakaian, dan perangkat keras. Untuk menggambarkan perubahan yang terjadi,
makanan kucing di hypermarket
harganya hanya 2,80 franc padahal harga di toko – toko di sekitar perumahan
mencapai 5,30 franc.
Akan tetapi, bentuk hypermarket
ternyata tidak berkembang dengan baik di Amerika. Misalnya, Wal-Mart Store inc.
Mendirikan empat hypermarket di kota
berbeda dalam upayanya memasuki ke pasar pinggiran kota. Namun demikian dalam
perjalannya, perusahaan tersebut menghadapi masalah dalam mempertahankan
operasinya dalam tingkat profitabilitas yang cukup. Demikian pula dengan Mart
Corporation yang gagal dalam merealisasikan harapannya.
Toko diskon juga meraih popularitas di jepang.Daiei inc.
memiliki 204 toko yang meniru toko diskon di Amerika, keberadaan toko ayng
dapat memberikan harga miring etrsebut benar-benar menggoncangkan sistem
distribusi jepang yang sangat protektif, dimana produsen cenderung mendiktekan
harga kepada para pengecer. Misalnya, bila anda pergi ke sebuah departement
Store di tokyo, sepasang jeans buatan rumah mode harganya $63, sementara di
sebuah toko diskon pinggir kota produk yang sama harganya $39. Satu kaleng
coors harganya 240yen di toko – toko sekitar rumah, 178 yen di supermarket, dan
139 yen di sebuah toko diskon.
Inovasi pengeceran di Amerika juga terus menerobos negara-
negara berkembang. Misalnya, Mc Donald’s, Kentucky fried chicken, Pizza hut,
Burger king, Ponderosa, Wendy’s terus bertahan hidup di berbagai daerah di Asia
Tenggara, termasuk Cina.
Bisnis via pos (mail-order
business) juga tidak mau ketinggalan. Misalnya, bisnis fia pos biasanya
memiliki citra yang buruk di Jepang. Produk – produk seperti peralatan
kontrasepsi dan zat – zat perangsang, yang tikdak di jual oleh toko – toko
terkenal, mesupakan produk yang cocok untuk di pasarkan melalui pos. Dengan semakin banyaknya wanita Jepang yang bekerja
disertai upaya keras dari pengelola bisnis via pos untuk meningkatkan citranya,
penjualan produk via pos mulai meningkat pesat. Perusahaan – perusahaan
terkenal mulai menjual perhiasan, perlengkapan dapur, jaket bulu binatang,
pakaian bayi, dan bahkan mobil melalui pos. tren ini juga tampak terlihat di
negara – negara lainnya.
Pangsa pasar bisnis eceran besar terus meningkat sejalan
dengan terkonsentrasinya bisnis eceran di beberapa tangan tertentu. Tren ini dapat di lihat di seluruh Eropa
Barat kecuali Italia. Di Jepang, pusat perbelanjaan besar menguasai 10 persen
penjaualan eceran domestik. Namun deminkian, posisi pasar mereka yang sangat
kuat telah diambil alih oleh super store, yang menangani sekitar 15 persen
penjaulan eceran. Jaringan toko swalayan dan mini market (convemence chain
store) juga ikut berkembang dengan cepat,
dan secara bersama – sama menguasai 15 persen pasar.
4.
INTERNASIONALISASI
PENGECERAN
Meningkatnya keinginan para pengecer besar dari negara-negara
industri untuk berekspansi ke luar negeri adalah perusahaan lain yang terlihat
jelas. Sears, Roebuck & Company telah masuk ke Meksiko, Amerika Selatan, dan Spanyol ; J.C. Penney Company masuk ke Meksiko dan
Italia ; safeway masuk ke Inggris, Jerman, dan Australia ; serta Federated
Departement Stores telah merintis jalan ke Madrid. Demikian pula perwakilan
Avon serta perdagangan-perdagangan kecil ala Tupperware dengan mudah dijumpai
di sejumlah negara. Semenjak tahun 1984, Toys ‘R’ Us company telah membuka megastore di Kanada, Inggris, Singapura,
Jerman, Perancis, Italia, dan Jepang.
Wal-Mart membuat persetujuan besar dengan pasar Kanada dengan
mengakuisisi 120 buah toko Woolco departement
store dari Woolworth dan berencana untuk membangun gerai tambahan lainya.
Wal–mart juga melakukan ekspansi ke Argentina dan Brazil.
Internasionaliasasi pengeceran tidak terbatas pada bisnis di
Amerika saja, Harrod’s, pusat perbelanjaan yang sangat terkenal di Inggris,
telah membuka cabangnya di Jepang. Pusat perbelanjaan Au Printemps dari
Perancis telah membuka tokonya di Jepang, Singapura, Saudi arabia, Korea
selatan, dan turki. Pada tahun 1987, Au Printemps membuka toko pertamanya di
Denver, Amerika dan berencana untuk membuka beberapa lagi pada tahun 1990-an.
5.
PEMASARAN SOSIAL
Suatu tren menarik di negara berkembang adalah masuknya
toko-toko pengecer ke pemasaran sosial ( social
marketing). Misalnya , pengecer di Kenya, Jamaica, dan india dengan
sendirinya menayangkan dan menjual alat-alat kontrasepsi unutk mendukung upaya
pemerintah mereka mempopulerkan keluarga berencana. Hal ini menunjukan
kesadaran para pengecer kecil di negara-negara berkembang terhadap kebutuhan
program sosial serta keinginan mereka untuk berpartisipasi. Jaringan distribusi
tradisional di negara berkembang juga dapat di perhitungkan dalam distribusian
produk-produk, ide, dan jasa yang berorientasi medis dan sosial. Dengan kata
lain, secara psikologis, fisik, dan ekonomis, pengecer-pengecer tersebut dapat
digunakan untuk pendistribusian produk-produk seperti makanan kesehatan,
obat-obat bekas, serta informasi tentang nutrisi dan kesehatan, walaupun
sebenarnya toko-toko pengecer tersebut ukuranya kecil dan dijalankan secara
tidak efisien.
6.
KOPERASI PENGACER
Kemunculan koperasi konsumsi pengecer (consumer retail cooperative) adalah tren lain yang perlu mendapat
perhatian. Pada dasarnya, koperasi konsumsi telah populer sejak lama di Eropa.
Misalnya , koperasi konsumsi mengontrol hampir seperempat dari total penjualan
makanan di Swiss. Dua koperasi terbesar di Swiss diperkirakan beranggotakan
lebih dari sepertiga rumah tangga yang ada di negara tersebut. Di Jepang, toko
– toko milik serikat koperasikonsumen, yang merupakan instritusi nirlaba,
berkembang dengan cepat sebagai alternatif yang baik dalam pengeceran bahan
pangan.
Pergerakan koperasi di tingkat eceran menyebart dengan cepat
di negara-negara berkembang di benua Asia dan Afrika. Di beberapa negara
(misalnya, Meksiko dan India), masyarakat koperasi ayng didukung pemerintah
telah terbentuk untuk melakukan pendistribusian produk-produk pokok. Kehadiran
koperasi mengurangi volume perdagangan yang di tangani oleh pengecer perorangan
dan meningkatkan kontrol pemerintah atas perdagangan. Yang menarik, koperasi
tidak dapat hidup di beberapa negara karena dalam situasi perekonomian yang
langka, koperasi sering kebahisan persediaan barang-barang yang sangat di
butuhkan. Hal ini mendorong konsumen untuk bergantung pada sumber-sumber
perorangan untuk pembelian barang-barang yang penting walaupun konsekuensinya
adalah membeli produk dengan harga yang lebih tinggi.
2.6 WARALABA
INTERNASIONAL
Ekspansi ke pasar internasional menunjukkan pertumbuhan
peluang yang besar bagi pengoperasian waralaba domestik. Bagian ini berfokus
pada motivasi untuk memasuki pasar, praktik-praktik kepemilikan, strategi
pemasaran, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan operasi waralaba Amerika
di luar negeri.
Istilah waralaba (franchising)
sendiri memiliki makna yang beragam; oleh karena itu, maknanya harus dinyatakan
dalam konteks perusahaan pribadi, mengacu pada suatu bentuk pemasaran atau
pendistribusian di mana perusahan induk memberi hak untuk melakukan bisnis (apa
yang menjadi pertimbangan waralaba) dalam suatu cara yang telah di tentukan
sebelumnya kepada perusahaan kecil atau perusahaan perorangan untuk suatu waktu
tertentu di suatu tempat yang telah ditetapkan. Satu aspek tenting kerjasama
waralaba adalah hubungan yang berkelanjutan antara kedua belah pihak.
Pertumbuhan industri waralaba saat ini baru berada pada tahun awal dan
benar-benar merupakan suatu fenomena.
Ada tiga faktor utama yang memotivasi perusahaan untuk
melakunnya, yaitu: peluang pertumbuhan pasar, potensi keuntungan, dan keinginan
untuk mengembangkan operasi waralabanya ke pasar internasional untuik di kenal
sebagai perusahaan internasional. Perusahaan-perusahaan biasanya mendirikan
waralaba di luar negeri dalam skala terbatas-satu atau dua negara dengan jumlah
gerai yang terbatas dan hanya di lokasi-lokasi utama. Keberhasilan awal yang
dicapai akan membawa pertimbangan lebih lanjut. Seperti perkembangan
internasional dari bisnis-bisnis Amerika umumnya, operasi waralaba luar negeri
biasanya dimulai dari Kanada, Eropa Barat, dan Jepang. Misalnya, Kanada
memiliki jumlah waralaba Amerika yang paling banyak, diikuti oleh Jepang dan
Jepang. Di Australia, jaringan restoran siap saji-McDonald’s,KFC, dan Pizza
Hut-dan jaringan mini market 7-Eleven masuk ke dalam 25 pengecer top. Bidang
usaha makanan siap saji da perusahaan jasa mengambil posisi hingga lebih dari 50 persen operasi waralaba
internasional perusahaan Amerika. Pada tahun 1987, 354 pemberi waralaba Amerika
mengoperasikan 32.000 outlet di luar negeri, dan total penjualan kotor mereka
dapat mencapai hingga 56 miliar.
1.
STRATEGI PEMASARAN
Perusahaan yang masuk ke pasar luar negeri dengan menggunakan
waralaba harus menetapkan akapah akan menggunakan strategi standartisasi atau
melakukan diferensiasi berdasarkan produk, harga, dan promosi. Sebagian besar
perusahaan mengikuti pendekatan standartisasi, khususnya produk minuman ringan
dan organisasi layanan jasa bisnis. Namun demikian, beberapa perusahaan makanan
siap saji melakukan adaptasi terhadap kebiasaan budaya dan perilaku tertentu di
berbagai negara yang dituju. Misalnya, di Jepang restoran Denny’s menyajikan
menu babi bumbu jahe, nasi kari, dan nasi rasa kecap. McDonadl’s menyajikan
menu tomat dan akar bit di Austria; di Perancis McDonald’s menyajikan minuman
anggur sebagai pendamping makanan utama Dairy Queens mencoba masuk ke pasar
Timur tengah dengan menambahkan roti, sejenis kue serta sayuran dan daging
gorang ke dalam menunya.
Demikian pula harga sudah sewajarnya disesuaikan dnegan
persaingan di suatu tempat. Promosi juga beragam, tergantung pada ketersediaan
media. Misalnya, penggunaan televisi di beberapa pasar luar negeri sangat
kurang populer. Maka promosi yang paling dominan di pasar tersebut adalah
penggunaan radio dan berbagai bentuk promosi penjualan.
2.
TREN MASA DEPAN
Berdasarkan beberapa alasan tertentu, operasi waralaba
internasional perusahaan Amerika akan tumbuh pesat selama tahun 1990-an ini.
Pertama, sejalan dengan bergeraknya masyarakat Eropa Barat dan Jepang dari
wilayah tengah kota ke daerah pinggiran dan dengan semakin banyaknya wanita
bekerja, industri makanan siap saji akan meningkat pesat. Kedua, ada perubahan yang terus berjalan dalam
tradisi pulang ke rumah untuk makan siang, khususnya di Perancis, Jerman,
Inggris, dan negara-negara skandinavia. Hal ini disebabkan oleh ketatnya jam
kerja dan dorongan keinginan untuk meningkatkan produktivitas. Ketiga, meningkatkan
pendapatan yang dapat dibelanjakan di Eropa dan Jepang telah mendorong
kebutuhan akan makanan yang mudah dan ringkas. Misalnya, perusahaan seperti
McDonald’s dan Kentucky Fried Chicken menunjukkan perjumbuahan penjualan
tahunan sekitar 50 persen setiap tahunnya. Keempat, waralaba memungkinkan
keterlibatan yang cukup mendalam dari
para wiraswastawan lokal (misalnya, dalam dalam kerja sama dalam kepemilikan
wiralaba pribadi) mulai dario awal pendirian. Hal ini membuat upaya masuk ke
suatu neagar menjadi lebih sederhana. Kelima, bahkan di antara negara-negara
berkembang atau negar dunia ke tiga yang besar, distribusi masal, melibatkan
pengusaha setempat, dan memberikan produk/jasa standar dengan harga yang
terpangkas karena dicapainya operasi berskala ekonomis. Kesimpulannya, masa
depan operasi waralaba di pasar internasional terlihat menjajikan, semakin
banyak perusahaan yang berupaya masuk ke pasar luar negri melalui waralaba.
2.7
DISTRIBUSI
FISIK INTERNASIONAL
Tiga
aspek penting dari distribusi fisik adalah :
1.
PERGUDANGAN (WAREHOUSING)
Berapa
banyak gudang dan dengan ukuran berapa yang dibutuhkan oleh perusahaan ( jika
memang ada), serta di Negara mana gudang-gudang tersebut akan ditempatkan.
Dalam pergudangan membutuhkan berbagai informasi seperti lokasi geografis
pelanggan akan dilayani, baik pelanggan saat ini maupn pelanggan potensial,
pola permintaan mereka saat ini kira-kira akan muncul dimasa depan ; serta
tingkat layanan konsumen yang bagaimana yang harus diikuti. Yang terakhir yaitu
berapa hari tenggang waktu yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi suatu pesanan.
2.
TRANSPORTASI (TRANSPORTATION)
Berkaitan
dengan pilihan model transportasi yang akan digunakan untuk mengirim
barang-barang, baik pengiriman internasional maupun pengiriman local, stelah tiba
di suatu Negara asin. Ini dipengaruhi oleh factor ketersediaan transportasi,
sifat produk, besarnya pengiriman, jarak yang harus ditempuh, jenis permintaan
(rutin atau mendadak), dan ongkos yang akan dikeluarkan untuk alternatif
pengiriman lainnya.
3.
PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Berkaitan
dengan penimbunan persediaan agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Terdapat
2 penyimpanan dalam manajemen persediaan, seberapa sering pemesanan dilakukan
untuk suatu periode tertentu, dan seberapa banyak barang yang harus dipesan.
Jika terlalu banyak pesanan yang dikirimkan dalam satu tahun, biaya pemesanan
(ordering cost) akan meningkat. Sebaliknya jika setiap pembelian dilakukan
dalam jumlah yang besar, maka total surat pesanan yang dikirimkan akan menurun
dan dengan demikian maka biaya total pesanan pun akan turun, walaupun biaya
penyimpanan (carrying cost) barang dalam jumlah besar malah akan meningkat.
Biaya
yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi pergudangan, transportasi, dan
persediaan adalah saling berkaitan, biaya-biaya tersebut harus dipertimbangkan
secara bersamaan sehingga didapat keputusan yang efektif. Misalnya, jika jumlah
gudang yang dipakai ditingkatkan, maka biaya transportasi akan menurun, akan
tetapi biaya persediaan sendiri akan meningkat.
Ini
merupakan gambaran pola distribusi fisik Internasional dari Eastman Kodak
Company sebagai contoh tentang bagaimana sebuah perusahaan multinasional
memindahkan barang produksinya melintasi antarnegara ke tempat yang tepat pada
saat yang tepat, dan dalam kondisi yang baik, dan pada tingkat harga yang
wajar. Untuk itu Kodak mengembangkan
suatu system distribusi tingkat dunia yang sangat terintegrasi.
-
ORGANISASI INTERNASIONAL
Kecanggihan, koordinasi, dan
kerjasama sangat dibutuhkan oleh Kodak sehingga pusat organisasi Kodak dalam
bidang Internasional Distribution Operations Committee ini sangat penting.
Komite tersebut menjadi titik pusat hubungan antara Distribution Division
dengan Internatioal Photographic Division yang disamping ikut mengembangkan dan
mengevaluasi ide-ide baru dalam bidang ekspor.
-
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Subsistem pemenuhan otomatis :
menentukan kapan dan brapa banyak pemesanan yang harus dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan salah satu pabriknya. Jika jumlah persediaan ternyata dibawah titik pemesanan
ulang (reorder point) yang telah ditetapkan sebelumnya, system tersebut aka
menyiapkan pesanan pemenuhan yang akan selanjutnya diteliti oleh departemen
perencanaan setempat untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan perencana perediaan
untuk melakukan pemeriksaan administrasi terhadap suatu lini produk, sehingga
tersedia waktu yang lebih banyak untuk perencanaan yang sebenarnya. Selain itu system tersebut secara otomatis
menetapkan titik control yang digunakan dalam siklus pembelian ulang , yang
merupakan bagian kedua dari proses manajemen persediaan. Sistem ini menyediakan
suatu cara yang efektif dan efisien dalam mempertahankan tingkat persediaan
yang seimbang bagi setiap fasilitas Kodak diluar negeri yang terkomputerisasi.
Dari kedua proses tersebut,
pesanan pemenuhan yang dikirimkan ke pabrik Kodak dari satu lokasi ke lokasi
lainnya. Transmisi informasi yang dikomputerisasi disebarluaskan melalui kabel
telepon di Eropa Utara diantara enam perusahaan nonmanufaktur. Satu computer
besar di swedia melayani system computer yang lebih kecil di Denmark, Norwegia,
Finlandia, Belgia, Belanda, Meksiko, Singapura, Brasil, Jepang, dan Spanyol.
Setiap malam, pesanan pemenuhan dari kesepuluh perusahaan Kodak ini
ditransmisikan dari Swedia ke New York dan kemudian ke Rochester. Dengan
menurunkan tenggang waktu pengiriman (lead time) persediaan di lokasi pemesanan
juga dapat diturunkan. Dalam upayanya untuk mempertahankan persediaan barang
yang seimbang di seluruh dunia, yang menjadi perimbangan utama adalah efisiensi,
ketepatan, dan waktu.
-
PENGAPALAN
Grup General Transportation Kodak
mengkoordinasikan pergerakan produk dari Rochester hingga ke pasar luar negeri.
Produk-produk Kodak dikirimkan ke kota New York dengan menggunakan truk untuk
selanjutnya dikirim melalui laut atau udara. Waktu persinggahan (in transit
time ) mengambil porsi terbesar dari tenggang waktu antara penerbitan hingga
penerimaan suatu pesanan perusahaan luar negeri. Oleh karena itu, grup
general transportation harus berusaha
membuat produk yang seaman mungkin. Juga, mereka harus berusaha menjadwal waktu
dan metode pengapalan sehingga Kodak mendapatkan tingkat harga yang terbaik
untuk jasa yang digunakannya.
-
PERGUDANGAN
Kodak berasumsi bahwa pabrik pemasok
memiliki jumlah persediaan yang cukup di pusat distribusinya untuk memenuhi pesanan
yang masuk. Bersama dengan divisi pemasaran dan manufakturnya, Distribution
division Kodak bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pusat distribusi
perusahaan memiliki produk dalam jumlah yang cukup pada saat yang dibutuhkan.
Fungsi ini dijlankan oleh International Estimating dan suatu system informasi
internasional yang telah dikembangkan untuk membantu mereka melakukan tugas
tersebut. Sistem informasi ini berisikan tiga bagian. Pertama informasi
mingguan disediakan bagi International Estimating untuk sejumlah produk utama
tertentu. Kedua, menghasilkan jumlah persediaan bulanan dan data penjualan
produk dalam format kartu dari masing-masing perusahaan internasional kepada
pabrik-pabrik yang memasoknya.
bolehkah produck makanan yang ditujukan buat distributor diluar negeri yang tercantum di kemasan tetapi dijual secara lokal melalui karyawan perusahaan untuk dijual kpd konsumen
BalasHapuscontoh : producent pt A for : distributor england food yg bealamat di belanda
tetapi produk tersebut oleh perusahan dijual melalui karyawan kepada konsumen di masyarakat lokal
apakah kegiatan tersebut legal atau ilegal ?
aturannya seperti apam?
menurut pendapat saya itu ilegal dan tidak diperbolehkan. kenapa? menurut saya produk yang hanya khusus dipasarkan ke luar negeri bisa saja memiliki standar dan kriteria yang berbeda dengan jenis produk yang sama yang digunakan atau yang beredar dalam negeri. yang kedua adalah terkait pajak
Hapus