Sumber daya manusia merupakan bagian penting dari
organisasi karena berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan. Manajemen
sumber daya manusia juga merupakan kunci untuk lingkungan kerja yang produktif,
efektif, dan efisien. Dengan berfokus pada sumber daya manusia, perusahaan
mampu menciptakan struktur organisasi yang positif mengarah pada pencapaian
tujuan perusahaan itu sendiri. Perusahaan multinasional umumnya akan
mengirimkan seorang pegawainya untuk menjadi ekspatriat yang bekerja pada anak
perusahaannya di luar negeri. Saat masa kerjanya telah selesai, mka ekspatriat
tersebut akan di repatriasi oleh perusahaan.
Repatriasi karyawan merujuk kepada pemulangan
kembali karyawan dari negara tempat anak perusahaan beroperasi ke negara
asalnya. Pembahasan repatriasi ini dianggap penting karena setelah didalami
oleh para praktisi dan akademisi bahwa proses repatriasi (pemulangan
) membutuhkan managemen yang sangat hati-hati. Bukti empiris menunjukkan bahwa pemulangan kembali ke negara asal memberikan tantangan baru sebagai repatriat (returning person) dengan mengupayakan apa yang telah disebut re-entry shock atau culture shock. Dari prespektif multinasional, proses pemulangan sering dianggap sebagai tahap akhir pada proses ekspatriasi, tetapi kemampuan multinasional untuk menarik calon ekspatriat dipengaruhi oleh cara menangani repatriation.
) membutuhkan managemen yang sangat hati-hati. Bukti empiris menunjukkan bahwa pemulangan kembali ke negara asal memberikan tantangan baru sebagai repatriat (returning person) dengan mengupayakan apa yang telah disebut re-entry shock atau culture shock. Dari prespektif multinasional, proses pemulangan sering dianggap sebagai tahap akhir pada proses ekspatriasi, tetapi kemampuan multinasional untuk menarik calon ekspatriat dipengaruhi oleh cara menangani repatriation.
A. Teori Repatriasi
1. Tujuan Tugas Internasional
Menurut Baruch et
al. (2002), tujuan untuk tugas internasional ada tiga: alasan pertama
untuk mengirimkan karyawan ke luar negeri adalah untuk mentransfer pengetahuan.
Pengembangan karir, adalah alasan kedua mengapa karyawan dikirim pada tugas
internasional. Hal ini memberikan manajer menjanjikan kesempatan untuk
pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pengalaman. Alasan ketiga
mengirimkan karyawan pada tugas di luar negeri adalah dalam tujuan mendapatkan
kontrol atas operasi perusahaan luar negeri. Namun, penting untuk
menyebutkan bahwa tujuan pengiriman karyawan tugas internasional dapat berbeda
antara perusahaan dan ekspatriat (Paik et al., 2002). Solomon (1995)
berpendapat bahwa program tugas internasional yang efektif terdiri dari proses
melingkar, yaitu: (1) pemilihan calon; (2) persiapan lintas budaya; (3)
manajemen karir global; (4) tugas luar negeri; dan (5) repatriasi.
2. Program Repatriasi
Black et al menjelaskan
sebelas langkah agar program repatriasi sukses dan efektif antara lain:
a.
Menyusun tujuan utama
dan strategi fungsional sebelum penugasan internasional
Menjabarkan
dan menganalisa strategi fungsional yang repatriat dapat capai ketika mereka
bekerja kembali. Salah satunya dengan menyusun tujuan utama dari pengiriman
mereka ke luar negeri kemudian menindak lanjuti tujuan tersebut ketika mereka
kembali. Tanpa adanya rencana dan strategi, tujuan dari repatriasi tidak akan
jelas dan tidak ada manfaat.
b.
Membentuk tim repatriasi
Setelah
tujuan telah ditetapkan, sebuah tim repatriasi dibentuk yang terdiri dari
departemen sumberdaya manusia dan mentor ekspatriat dibentuk. Tim ini
mempersiapkan untuk kepulangan repatriat paling lama sebelum enam bulan sebelum
proses repatriasi direalisasi. Mentor memiliki tanggungjawab utama untuk
merekomendasikan posisi seperti apa yang tepat untuk repatriat ketika kembali.
c.
Memberikan target tinggi
pada repatriate
Perusahaan
memberikan target tinggi pada repatriat, memberi effort lebih, sumberdaya, dan dukungan pada repatriat ketika mereka
kembali.
d.
Mengelola ekpektasi
dengan informasi yang akurat
Reptriat
harus menjalin komunikasi sebelum mereka kembali untuk menghindari dan
mengelola ekpektasi.
e.
Komunikasi yang konstan
Dengan
memiliki komunikasi yang konstan ketika tugas internaionsal dan dengan mentor
akan menghindari kesalahan ekspektasi. Mentor dapat menyediakan informasi yang
penting tentang perubahan dalam perusahaan dan lingkungan asal, bagaimana
reaksi repatriat seharusnya.
f.
Mempersiapkan posisi
pekerjaan untuk repatriate
Tim
repatriasi bersama dengan repatriat harus mempersiapkan pekerjaan untuk
repatriat dan menelusuri bagian karir dan kesempatan dari repatriat setelah
repatriasi. Tujuan dari menentukan posisi untuk memenuhi maksud perusahaan dari
penugasan luar negeri dan sebuah posisi pekerjaan yang repatriat harapkan. Hal
penting selanjutnya adalah bagaimana menyesuaikan kompetensi yang dimiliki
repatriat dapat direpresentasikan ketika kembali. Hal ini memungkinkan
repatriat untuk mengembangkan ide dalam upaya merestrukturisasi strategi dalam
organisasi.
g.
Kompensasi
Penelitian
terdahulu banyak mengangkat permasalahan bahwa permasalahan setelah repratriasi
adalah kompensasi. Pada saat bertugas di luar negeri, perusahaan memberikan
kompensasi dalam berbagai bentuk. Perusahaan perlu memperhatikan masalah kompensasi
pasca repatriasi dengan mengembangkan paket kompensasi yang sesuai untuk
menghindari kemungkinan repatriat mengundurkan diri.
h.
Fasilitas rumah
Kadang
perusahaan juga harus memberikan fasilitas rumah sementara untuk repatriat.
i.
Menyediakan grup dukungan
Perusahaan
juga harus menyediakan grup dukungan atau sebuah pertemuan informal untuk
berdiskusi dengan repatriat lain. Pertemuan informal atau grup ini menyediakan
kesempatan para repatriat untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman.
j.
Merencanakan downtime /
cuti sementara
k.
Mengapresiasi repatriate
Bagaimana
perusahaan menunjukkan rasa simpati, apresiasi, dan peduli tentang pekerjaan
yang telah diselesaikan repatriat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar