Kamis, 28 Januari 2016

Repatriasi dalam Manajemen Sumberdaya Manusian Internasional

Sumber daya manusia merupakan bagian penting dari organisasi karena berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan. Manajemen sumber daya manusia juga merupakan kunci untuk lingkungan kerja yang produktif, efektif, dan efisien. Dengan berfokus pada sumber daya manusia, perusahaan mampu menciptakan struktur organisasi yang positif mengarah pada pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri. Perusahaan multinasional umumnya akan mengirimkan seorang pegawainya untuk menjadi ekspatriat yang bekerja pada anak perusahaannya di luar negeri. Saat masa kerjanya telah selesai, mka ekspatriat tersebut akan di repatriasi oleh perusahaan.
Repatriasi karyawan merujuk kepada pemulangan kembali karyawan dari negara tempat anak perusahaan beroperasi ke negara asalnya. Pembahasan repatriasi ini dianggap penting karena setelah didalami oleh para praktisi dan akademisi bahwa proses repatriasi (pemulangan
) membutuhkan managemen yang sangat hati-hati. Bukti empiris menunjukkan bahwa pemulangan kembali ke negara asal memberikan tantangan baru sebagai repatriat (returning person) dengan mengupayakan apa yang telah disebut re-entry shock atau culture shock. Dari prespektif multinasional, proses pemulangan sering dianggap sebagai tahap akhir pada proses ekspatriasi, tetapi kemampuan multinasional untuk menarik calon ekspatriat dipengaruhi oleh cara menangani repatriation.
A.   Teori Repatriasi
1.    Tujuan Tugas Internasional
Menurut Baruch et al. (2002), tujuan untuk tugas internasional ada tiga: alasan pertama untuk mengirimkan karyawan ke luar negeri adalah untuk mentransfer pengetahuan. Pengembangan karir, adalah alasan kedua mengapa karyawan dikirim pada tugas internasional. Hal ini memberikan manajer menjanjikan kesempatan untuk pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pengalaman. Alasan ketiga mengirimkan karyawan pada tugas di luar negeri adalah dalam tujuan mendapatkan kontrol atas operasi perusahaan luar negeri. Namun, penting untuk menyebutkan bahwa tujuan pengiriman karyawan tugas internasional dapat berbeda antara perusahaan dan ekspatriat (Paik et al., 2002). Solomon (1995) berpendapat bahwa program tugas internasional yang efektif terdiri dari proses melingkar, yaitu: (1) pemilihan calon; (2) persiapan lintas budaya; (3) manajemen karir global; (4) tugas luar negeri; dan  (5) repatriasi.
2.     Program Repatriasi
Black et al menjelaskan sebelas langkah agar program repatriasi sukses dan efektif antara lain:
a.      Menyusun tujuan utama dan strategi fungsional sebelum penugasan internasional
Menjabarkan dan menganalisa strategi fungsional yang repatriat dapat capai ketika mereka bekerja kembali. Salah satunya dengan menyusun tujuan utama dari pengiriman mereka ke luar negeri kemudian menindak lanjuti tujuan tersebut ketika mereka kembali. Tanpa adanya rencana dan strategi, tujuan dari repatriasi tidak akan jelas dan tidak ada manfaat.
b.      Membentuk tim repatriasi
Setelah tujuan telah ditetapkan, sebuah tim repatriasi dibentuk yang terdiri dari departemen sumberdaya manusia dan mentor ekspatriat dibentuk. Tim ini mempersiapkan untuk kepulangan repatriat paling lama sebelum enam bulan sebelum proses repatriasi direalisasi. Mentor memiliki tanggungjawab utama untuk merekomendasikan posisi seperti apa yang tepat untuk repatriat ketika kembali.
c.       Memberikan target tinggi pada repatriate
Perusahaan memberikan target tinggi pada repatriat, memberi effort lebih, sumberdaya, dan dukungan pada repatriat ketika mereka kembali.
d.      Mengelola ekpektasi dengan informasi yang akurat
Reptriat harus menjalin komunikasi sebelum mereka kembali untuk menghindari dan mengelola ekpektasi.
e.       Komunikasi yang konstan
Dengan memiliki komunikasi yang konstan ketika tugas internaionsal dan dengan mentor akan menghindari kesalahan ekspektasi. Mentor dapat menyediakan informasi yang penting tentang perubahan dalam perusahaan dan lingkungan asal, bagaimana reaksi repatriat seharusnya.
f.       Mempersiapkan posisi pekerjaan untuk repatriate
Tim repatriasi bersama dengan repatriat harus mempersiapkan pekerjaan untuk repatriat dan menelusuri bagian karir dan kesempatan dari repatriat setelah repatriasi. Tujuan dari menentukan posisi untuk memenuhi maksud perusahaan dari penugasan luar negeri dan sebuah posisi pekerjaan yang repatriat harapkan. Hal penting selanjutnya adalah bagaimana menyesuaikan kompetensi yang dimiliki repatriat dapat direpresentasikan ketika kembali. Hal ini memungkinkan repatriat untuk mengembangkan ide dalam upaya merestrukturisasi strategi dalam organisasi.
g.      Kompensasi
Penelitian terdahulu banyak mengangkat permasalahan bahwa permasalahan setelah repratriasi adalah kompensasi. Pada saat bertugas di luar negeri, perusahaan memberikan kompensasi dalam berbagai bentuk. Perusahaan perlu memperhatikan masalah kompensasi pasca repatriasi dengan mengembangkan paket kompensasi yang sesuai untuk menghindari kemungkinan repatriat mengundurkan diri.
h.      Fasilitas rumah
Kadang perusahaan juga harus memberikan fasilitas rumah  sementara untuk repatriat.
i.        Menyediakan grup dukungan
Perusahaan juga harus menyediakan grup dukungan atau sebuah pertemuan informal untuk berdiskusi dengan repatriat lain. Pertemuan informal atau grup ini menyediakan kesempatan para repatriat untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman.
j.        Merencanakan downtime / cuti sementara
k.      Mengapresiasi repatriate

Bagaimana perusahaan menunjukkan rasa simpati, apresiasi, dan peduli tentang pekerjaan yang telah diselesaikan repatriat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Motivasi dalam organisasi (macam teori)

  1.       Pengertian Motivasi Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang mempunyai arti berpindah. Sehingga motivasi diarti...