1.1 DEFINISI PRODUK
Menurut Kotler (2001), produk didefinisikan semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan
atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan pemakainya.
Sementara itu menurut
Keegan (1999), produk merupakan kumpulan berbagai atribut fisik,
psikologis, jasa atau layanan, dan simbolik
yang s ecara kolektif membentuk kepuasan atau manfaat bagi para pembeli a tau
pemakai.
Suatu produk juga dapat
didefinisikan dengan sifat-sifat fisik atau karakteristik yang melekat pada produk tersebut seperti
berat, ukuran, dan material. Definisi ini
dapat diperluas dengan memasukan
beberapa hal seperti warna, tekstur, gaya, dan bentuk.
1.2
KLASIFIKASI PRODUK
Pada dasarnya produk dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai kriteria. Seperti produk yang diklasifikasikan
berdasarkan pengguna dibedakan menjadi
produk konsumen dan produk industri.
Berdasarkan bagaimana barang itu dibeli hingga kerangka pengklasifikasian produk berkembang untuk pemasaran secara global. Dalam pemasaran internasional produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu produk lokal, produk internasional, dan produk global.
Berdasarkan bagaimana barang itu dibeli hingga kerangka pengklasifikasian produk berkembang untuk pemasaran secara global. Dalam pemasaran internasional produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu produk lokal, produk internasional, dan produk global.
a.
Produk lokal
Produk lokal atau produk domestik adalah produk yang
memiliki pasar potensial di suatu negara dan bertahan dalam lingkup domestik.
Meskipun secara kemampuan produk tersebut mampu untuk memasuki pasar
internasional. Kadangkala produk nasional bisa dimunculkan oleh perusahaan
global yang berusaha melayani kebutuhan dan preferensi pasar Negara tertentu.
Misalnya Coca-Cola mengembangkan minuman non-karbonasi dengan rasa ginseng yang
hanya dijual di Jepang.
Ada beberapa alasan mengapa suatu perusahaan kadang tidak
melakukan ekspansi dan bertahan di pasar domestik seperti keberadaan
bisnis semata-mata di satu negara tidak memberikan peluang untuk mengembangkan
dan mendayagunakan global leverage dalam hal pemasaran, riset dan
pemasaran, serta produksi. Kedua, produk lokal/nasional tidak
memungkinkan adanya transfer dan aplikasi pengalaman yang diperoleh dari satu
pasar ke pasar lainnya. Ketiga, single-country product tidak
bisa memanfaatkan transfer keahlian manajerial yang didapatkan
dari single-product area.
b.
Produk Internasional
Produk internasional adalah produk yang dianggapa
mempunyai potensial untuk dipasarkan di beberapa negara.
c.
Produk Global
Produk Global adalah produk yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan pasar global. Beberapa produk global memang dirancang khusus untuk
memenuhi kebutuhan pasar global, sementara beberapa produk global lainnya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional.
1.3
DESAIN PRODUK GLOBAL
Desain produk merupakan faktor kunci dalam menetukan
kesuksesan pemasaran global. Dalam batas – batas tertentu, mengubah desain bisa
menaikkan penjualan. Namun, manfaat dari peningkatan penjualan potensial ini
harus lebih besar dibandingkan biaya mengubah desain produk dan mengujinya
dipasar. Dengan kata lain pendekatan
produk sangatlah penting dalam penentuan desain produk yang sama akan cukup
memadai untuk bersaing secara global. Terdapat beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan secara cermat oleh setiap pemasar global dalam membuat
keputusan desain produk :
a.
Preferensi
Setiap pemasar
global wajib memahami perbedaan penting dan signifikan dalam hal preferensi
antar budaya dan negara, misalnya masalah warna dan selera. Hal ini akan sangat
berpengaruh pada pemasaran berbagai macam produk, seperti makanan, pakaian,
otomotif, mainan anak – anak, produk elektronik, dan sebagainya. Pemasar yang
mengabaikan perbedaan preferensi konsumen bisa menghadapi masalah besar.
Pemahaman preferensi inilah yang nantinya dijadikan salah satu indikator
pengambilan keputusan desain produk apakah produk yang sama atau
terstandarisasi ataukah dengan sedikit sentuhan adaptasi.
b.
Biaya
Perancangan produk harus mempertimbangkan faktor biaya
secara luas. Maksudnya, yang dipertimbangkan bukan hanya biaya produksi actual,
namun juga biaya – biaya lain yang berhubungan dengan desain. Untuk desain
produk yang dirancang dengan kostumisasi untuk tiap negara atau suatu regional,
maka biaya yang ditanggungperusahaan jauh lebih tinggi dibandingkan produk yang
didesain dengan standar yang sama untuk seluruh pasar yang secara otomatis akan
mampu menciptakan efisiensi proses manufakturing dan biaya R&D. Selain itu,
perusahaan juga harus mempertimbangkan harga yang ditetapkan pesaing.
keberadaan pesaing dapat memaksa perusahaan melakukan penyesuaian harga dan
produk dengan pesaing.
c.
Peraturan dan Hukum
Pemenuhan ketentuan hukum dan regulasi di berbagai Negara
berdampak langsung pada keputusan desain produk yang mana setiap negara
memiliki standar peraturan yang berbeda mengenai produk, tarif, dan pajak
sehingga seringkali menuntut adaptasi desain produk yang berakibat pada naiknya
biaya.
Hambatan non tarif ( non tariff barriers) yang kadangkala menunda atau menghambat pembelian
barang-barang asing. Seperti pemrosesan
izin, keinginan pemerintah untuk melindungi produk lokal kadang menyulitkan.
Selain hambatan produk, perusahaan juga harus
memperhatikan standar yang ditetapkan suatu negara untuk produk – produk
tertentu. misalnya standar emisi pada mobil di setiap negara memiliki standar
yang berbeda.
d.
Kompabilitas
Isu desain produk yang terakhir adalah menyangkut
kompabilitas produk dengan lingkungan tempat produk bersangkutan digunakan.
Contohnya, seperti tidak adanya terjemahan manual pemakai ke berbagai bahasa
bisa berdampak negatif pada penjualan produk global di Negara – Negara yang
bahasa ibunya berbeda. Atau sistem pengukuran yang sebenarnya tidak meuntut
penyesuaian namun kadang dapat menciptakan penolakan terhadap produk tersebut.
1.4
STRATEGI EKSPANSI GEOGRAFIS
a.
Strategi 1 : Perluasan Produk – Komunikasi (dual extension)
Banyak perusahaan yang melaksanakan perluasan produk dan
komunikasi sebagai strategi untuk memanfaatkan peluang di pasar luar negeri.
bila kondisinya tepat, strategi ini bisa menjadi strategi pemasaran produk yang
paling mudah dan paling menguntungkan. Perusahaan yang menerapkan strategi ini untuk
menjual produk yang sama dengan daya tarik iklan maupun promosi yang juga sama
dengan di negara asalnya ke beberapa atau semua pasar internasional yang
dimasuki.
Strategi perluasan ganda ini biasanya diterapkan oleh perusahaan global yang sudah memiliki pasar yang bagus di seluruh dunia. Perusahaan dapat
melakukan penghematan biaya untuk proses manufakturing, standar komunikasi
pemasaran global, dan biaya untuk R&D.
b.
Strategi 2 : Perluasan Produk – Adaptasi Komunikasi
Strategi perluasan produk dengan adaptasi komunikasi ini
biasanya diterapkan oleh perusahaan yang dirasa mampu memenuhi kebutuhan yang
berbeda, menarik segmen yang berbeda atau dipakai dengan fungsi yang berbeda
dalam kondisi pemakaian yang sama atau serupa dengan di pasar domestik, maka
satu – satunya penyesuaian yang mungkin diperlukan adalah komunikasi pemasaran.
Dalam strategi ini, perluasan produk bisa
dihasilkan dari desain khusus maupun karena faktor kebetulan. Produk fisik yang
sama bisa melayani fungsi atau penggunaan yang berbeda dari desain semula atau
konsep produk sewaktu diciptakan. Daya tarik utama strategi perluasan
produk-adaptasi komunikasi adalah biaya implementasi yang relatif murah. Karena
produk dalam strategi ini tidak diubah, maka biaya riset dan pengembangan,
peralatan, pendirian pabrik, dan sediaan yang berkaitan denganpenambahan lini
produk dapat dihindari. Satu – satunya biaya tambahan adalah biaya komunkasi
pemasaran untuk memperkenalkan produk.
Contoh dari strategi perluasan produk dengan adaptasi
komunikasi ini adalah sepeda motor, di Amerika Serikat sepeda motor hanya
digunakan untuk rekreasi saja sedangkan di negara lain seperti Indonesia,
sepeda motor merupakan alat transportasi dasar.
c.
Strategi 3 : Adaptasi Produk – Perluasan komunikasi
Dalam pendekatan ini strategi komunikasi pemasaran
diperluas diperluas tanpa adanya perubahan, namun produk diadaptasikan dengan
penggunaan lokal atau kondisi yang dikehendaki.
Contohnya adalah Perusahaan benih jagung Pioneer Hi-Breed
yang memasarkan berbagai varietas biji jagung yang disesuaikan dengan kondisi
geografis di setiap pasar negara.
d.
Strategi 4 : Adaptasi Ganda (Dual Adaptation)
Sebelum memasarkan produk, perusahaan tentu membandingkan
pasar geografis yang baru dengan kondisipasar domestik, pemasar kadangkala
menemukan bahwa kondisi lingkungan dari penggunaan produk maupun preferensi
konsumen berbeda. Pada dasarnya situasi ini merupakan kombinasi dari kondisi
pasar dalam strategi 2 dan 3.
Unilever merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan
adaptasi ganda untuk produksi pelembut kain dimana unilever membuat kemasan untuk tujuh merek pelembut kain yang berbeda
dan dipasarkan di berbagai negara. Unilever paham, bahwa jauh lebih
efektif menciptakan merk yang sesuai
dengan selera lokal.
e.
Strategi 5 : Product Invention
Strategi adaptasi merupakan pendekatan efektif untuk
pemasaran internasonal (tahap 2) dan multinasional (tahap 3),tetapi mungkin
tidak bereaksi terhadap peluang pasar global. Strategi tersebut tidak bisa
merespon situasi pasar yang pelanggannya tidak berdaya beli terhadap pproduk
yang sudah ada maupun produk yang diadaptasi, seperti dijumpai di negara sedang
berkembang yang mencakup tiga perempat populasi dunia. Jika pelanggan potensial
memiliki daya beli terbatas, maka perusahaan perlu produk yang benar – benar
baru yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan harga
yang terjangkau. Tuntutan dalam strategi invensi memang amat tinggi , namun
memberikan hasil potensial yang juga setimpal.
Dalam penentuan strategi perluasan geografis, perusahaan
tentu harus mempertimbangkan biaya dan bagaimana dapat mengoptimalkan laba.
Setiap perusahaan memiliki tujuan organisasi dan pemahaman dalam memahami dan
berapdaptasi untuk berekspansi secara global. Ada tiga tahap yang perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan strategi antara lain :
a.
Cave Dweller :
apa motivasi utama peluncuran produk internasional itu sendiri, apakah untuk
menyalurkan kelebihan produksi atau meningkatkan pemanfaatan kapasitas pabrik.
b.
National Naif :
perusahaan memiliki pandangan bahwa untuk dapat masuk pasara luar negeri adalah
dengan megadaptasi produk tersebut sesuai dengan segmen pasar yang diincar.
Mengingat perbedaan geografis, budaya, dan preferensi konsumen yang berbeda.
c.
Peka secara global :
perusahaan menandang bahwa seluruh dunia sebagai pasar yang kompetitif. Untuk itu perusahaan menyiapkan rencangan
standardisasi juga mengakomodasi perbedaan budaya.
1.1
PRODUK BARU DALAM PEMASARAN INTERNASIONAL
Suatu perusahaan memperkenalkan produk baru di
pasarinternasional sebagai upaya untuk bertahan atau untuk menyerang. Untuk
tujuan bertahan, peluncuran produk baru diharapkan dapat membantu perusahaan
bersaing secara efektif. Peluncuran produk baru kadang merupakan jawaban
tantangan dari pesaing. Produk baru juga merupakan alat penyerangan untuk
mengejar pertumbuhan. Ada tiga alasan mengapa peluncuran produk baru itu
penting yaitu : (1) untuk melayani segmen lain yang belum terjamah, (2) untuk
memuaskan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi oleh produk sebelumnya atau
oleh produk pesaing, dan (3) sebagai bentuk adaptasi untuk segmen pasar
tertentu agar sesuai. Secara umum alasan peluncuran produk baru karena siklus
hidup produk. Produk yang memiliki siklus hidup singkat akan tergantikan oleh
produk – produk baru dari pesaing.
a.
Proses Pengembangan Produk Baru
Ada beberapa langkah dalam pengembangan produk baru
antara lain : (1) Ide (idea) yang
diperoleh dari berbagai macam sumber. Ide yang diterima akan (2) disaring
(screening) dan penetapan kelayakan ide produk dengan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan. Selanjutnya adalah langkah
(3) evaluasi (evaluation) yang bertujuan untuk mempertimbangkan pasar
potensial, biaya, dan analisa titik impas (break-even analysis). Langkah ke (4)
pengambilan keputusan apakah eputusan untuk meneruskan atau berhenti.
Dalam hal inovasi produk baru, fokus utama adalah pada
sejauh mana produk
baru tersebut diterima oleh publik. Apakah produk baru tersebut bisa diterima oleh pelanggan potensial. Biasanya konsumen melewati proses mental yang bertahap untuk mentukan keuptusan. Berikut lima tahap pengadopsi yang dilakukan
konsumen potensial :
-
Kesadaran (awareness), ketika konsumen pertama kali mendapatkan informasi atau mengetahui adanya
produk atau inovasi baru.
-
Minat (interest),
ketika konsumen mulai tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut, misalnya
dengan memusatkan perhatiannya pada komunikasi pemasaran berkaitan dengan
produk inovasi tersebut, atau mencari inovasi tamabahan dari berbagai sumber
lainnya.
-
Evaluasi,
dimana konsumen menilai manfaat produk dalam kaitannya dengan kebutuhan saat
ini dan kebutuhan masa depan yang diantisipasi dari sekarang.
-
Trial, yakni
menguji coba produk, baik dengan memanfaatkan produk sampel, test drive,
maupun membeli dalam jumlah terbatas.
-
Adoption, dimana
konsumen memutuskan membeli atau setia pada produk, merek, mapun produsen
tertentu.
1.2
STRATEGI MEREK
Penetapan merek untuk produk yang dipasarkan di luar
negeri membuat perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk tetap menggunakan merek
sebelumnya atau mengubah merek produk. Permasalahan nasionalisme, perbedaan,
bahasa dan budaya merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
merk produk. Dalam strategi penentuan merek ada tiga alternatif untuk
memutuskan nama merk antara lain :
a.
Menggunakan satu nama global
Penggunaan satu merek untuk seluruh segmen pasar membantu
pengenalan produk perusahaan lebih baik. Mampu menekan biaya periklanan dan
promosi.
b.
Menggunakan merek berbeda di pasar yang berbeda
Ada kalanya perusahaan lebih memilih menggunakan merek
lokal dengan maksud agar mudah diterima. Selain itu karena merek asli tidak
dapat diterjemahkan ke dalam bahasa setempat.
c.
Menggunakan nama perusahaan sebagai merek
Dengan mempertimbangkan motivasi konsumen lokal,
permasalahan bahasa dan penerjemahan merek. Banyak perusahaan yang pada
akhirnya menggunakan nama perusahaan untuk produk mereka. Diharapakan dengan menggunakan nama
perusahaan konsumen akan lebih mudah mengidentifikasi merek produk dan
perusahaan. Contohnya perusaan Oli Shell yang menggunakan nama perusahaan
sebagai merek produknya.
You are post a very nice blog. I got my infirmation through your blog. please keep it up.I like it.
BalasHapusProduk lokal
thankyou..
Hapus