Daya saing dapat
diartikan sebagai kemampuan suatu negara untuk menghasilkan dan memasarkan
produk secara lebih efisien pada pasar tertentu dibandingkan dengan negara lain
(Dimyati, 2014:99). Konsep daya saing ditentukan oleh kepemilikan sumberdaya ekonomi
yang melimpah dan dapat dimaksimalkan secara intesif dengan adanya pengetahuan,
penguasaan teknologi, dan inovasi (BKF Kemenkeu, 2014:13). Keunggulan daya
saing meliputi keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Menurut Porter
daya saing dapat diidentikan dengan tingkat output yang dihasilkan untuk setiap
input yang digunakan. Keunggulan komparatif merupakan keunggulan yang bersifat
alamiah sedangkan keunggulan kompetitif dianggap sebagai faktor yang bersifat acquired atau dapat dikembangkan dan
diciptakan.
Perkembangan
konsep daya saing terbaru dikemukakan oleh World Economics Forum yang
menyatakan ada 12 pilar yang mempengaruhi daya saing suatu negara antara lain: (1)institusi,
(2)infrastruktur, (3)lingkungan ekonomi makro, (4)kesehatan dan pendidikan
dasar, (5)pendidikan tinggi dan pelatihan, (6)efisiensi pasar barang,
(7)efisiensi pasar tenaga kerja, (8)pembangungan pasar keuangan, (9)kesiapan
teknologi, (10)ukuran pasar. (11)kecanggihan bisnis. (12) inovasi.
Setiap tahunnya, World
Economic Forum merilis daya saing setiap negara berdasarkan 12 indikator
tersebut dan indikator lainya. Berikut daya saing Indonesia dan negara ASEAN
pada tahun 2016-2017 berdasarkan data dari Global Competitive Report.
1. INDONESIA
Tahun 2016 populasi Indonesia sebanyak 255.5
juta dengan GDP sebesar USD855.0 Milliar, GDP per kapita 3362.4 Berdasarkan
laporan Global Competitive Report, Global Competitiveness Indeks Indonesia pada
tahun 2016 adalah 4.5 dan berada di posisi 41. Sedangkan untuk 12 pilar konsep
daya saing penilaianya sebagai berikut:
a.
Pilar Institusi
menduduki peringkat 56 dengan nilai 4.1
b.
Pilar infrastruktur
menduduki peringkat 60 dengan nilai 4.2
c.
Pilar lingkungan
ekonomi makro menduduki peringkat 30 dengan nilai 5.5
d.
Pilar kesehatan dan
pendidikan dasar meduduki peringkat 100 dengan nilai 5.3
e.
Pilar pendidikan
tinggi dan pelatihan menduduki peringkat 63 dengan nilai 4.5
f.
Pilar efisiensi
pasar barang menduduki peringkat 58 dengan nilai 4.4
g.
Pilar efisiensi
pasar tenaga kerja menduduki peringkat 108 dengan nilai 3.8
h.
Pilar pembangungan
pasar keuangan menduduki peringkat 42 dengan nilai 4.3
i.
Pilar kesiapan
teknologi menduduki peringkat 91 dengan nilai 3.5
j.
Pilar ukuran pasar
menduduki peringkat 10 dengan nilai 5.7
k.
kecanggihan bisnis menduduki
peringkat 39 dengan nilai 4.3
l.
inovasi menduduki peringkat 31 dengan nilai
4.0
Sedangkan
untuk faktor yang paling berpengaruh dalam membangun bisnis Indonesia (doing
business) di Indonesia pada tahun 2016 adalah:
a. Korupsi dengan indeks 11.8
b. In-efisiensi birokrasi dengan indeks 9.3
c. Infrastruktur dengan indeks 9.0
d. Akses finansial dengan indeks 8.6
e. Inflasi dengan indeks 7.6
2.
Malaysia
Tahun 2016 populasi Malaysia sebanyak 31 juta
dengan GDP sebesar USD293 Milliar, GDP per kapita 9556 Berdasarkan laporan
Global Competitive Report, Global Competitiveness Indeks Malaysia pada tahun
2016 adalah 5.2 dan berada di posisi 25. Sedangkan untuk 12 pilar konsep daya
saing penilaianya sebagai berikut:
a.
Pilar Institusi
menduduki peringkat 26 dengan nilai 5.0
b.
Pilar infrastruktur
menduduki peringkat 24 dengan nilai 5.4
c.
Pilar lingkungan
ekonomi makro menduduki peringkat 35 dengan nilai 5.4
d.
Pilar kesehatan dan
pendidikan dasar meduduki peringkat 44 dengan nilai 6.1
e.
Pilar pendidikan
tinggi dan pelatihan menduduki peringkat 41 dengan nilai 5.0
f.
Pilar efisiensi
pasar barang menduduki peringkat 12 dengan nilai 5.2
g.
Pilar efisiensi
pasar tenaga kerja menduduki peringkat 24 dengan nilai 4.8
h.
Pilar pembangungan
pasar keuangan menduduki peringkat 13 dengan nilai 5.0
i.
Pilar kesiapan
teknologi menduduki peringkat 43 dengan nilai 4.8
j.
Pilar ukuran pasar
menduduki peringkat 24 dengan nilai 5.0
k.
kecanggihan bisnis
menduduki peringkat 20 dengan nilai 5.2
l.
inovasi menduduki peringkat 22 dengan nilai
4.7
Sedangkan
untuk faktor yang paling berpengaruh dalam membangun bisnis Malaysia (doing
business) pada tahun 2016 adalah:
a.
Akses finansial
dengan indeks 12.8
b.
Korupsi dengan
indeks 8.8
c.
In-efisiensi
birokrasi dengan indeks 8.4
d.
Ketidakstabilan
Pemerintahan dengan indeks 8.1
e.
Regulasi yang
berkaitan dengan tenaga kerja dengan indeks 7.2
3. Vietnam
Tahun 2016 populasi Vietnam sebanyak 91 juta
dengan GDP sebesar USD191.5 Milliar, GDP per kapita 2088 Berdasarkan laporan
Global Competitive Report, Global Competitiveness Indeks Vietnam pada tahun
2016 adalah 4.3 dan berada di posisi 60. Sedangkan untuk 12 pilar konsep daya
saing penilaianya sebagai berikut:
a. Pilar
Institusi menduduki peringkat 82
dengan nilai 4.5
b. Pilar
infrastruktur menduduki peringkat 79
dengan nilai 3.8
c. Pilar
lingkungan ekonomi makro menduduki peringkat 77 dengan nilai 4.5
d. Pilar
kesehatan dan pendidikan dasar meduduki peringkat 65 dengan nilai 5.8
e. Pilar
pendidikan tinggi dan pelatihan menduduki peringkat 83 dengan nilai 4.1
f. Pilar
efisiensi pasar barang menduduki peringkat 81
dengan nilai 4.2
g. Pilar
efisiensi pasar tenaga kerja menduduki peringkat 63 dengan nilai 4.3
h. Pilar
pembangungan pasar keuangan menduduki peringkat 78 dengan nilai 3.9
i.
Pilar kesiapan
teknologi menduduki peringkat 92
dengan nilai 3.5
j.
Pilar ukuran pasar
menduduki peringkat 32
dengan nilai 4.8
k. kecanggihan
bisnis menduduki peringkat 96
dengan nilai 3.6
l.
inovasi menduduki
peringkat 73
dengan nilai 3.3
Sedangkan
untuk faktor yang paling berpengaruh dalam membangun bisnis (doing business)
di Vietnam ada tahun 2016 adalah:
a.
Inadequate educated
workforce dengan indeks 11.6
b.
Policy instability
dengan indeks 10.6
c.
Tax regulation
dengan indeks 9.8
d.
Tax rates dengan
indeks 9.7
e.
Access to financing
dengan indeks 9.7
4. Thailand
Tahun 2016 populasi Thailand sebanyak 68 juta
dengan GDP sebesar USD393.5 Milliar, GDP per kapita 5742.3 Berdasarkan laporan
Global Competitive Report, Global Competitiveness Indeks Thailand pada tahun
2016 adalah 4.6 dan berada di posisi 34. Sedangkan untuk 12 pilar konsep daya
saing penilaianya sebagai berikut:
a. Pilar
Institusi menduduki peringkat 84
dengan nilai 3.7
b. Pilar
infrastruktur menduduki peringkat 49
dengan nilai 4.4
c. Pilar
lingkungan ekonomi makro menduduki peringkat 13 dengan nilai 6.1
d. Pilar
kesehatan dan pendidikan dasar meduduki peringkat 86 dengan nilai 5.5
e. Pilar
pendidikan tinggi dan pelatihan menduduki peringkat 62 dengan nilai 4.5
f. Pilar
efisiensi pasar barang menduduki peringkat 37
dengan nilai 4.7
g. Pilar
efisiensi pasar tenaga kerja menduduki peringkat 71 dengan nilai 4.2
h. Pilar
pembangungan pasar keuangan menduduki peringkat 39 dengan nilai 4.4
i.
Pilar kesiapan
teknologi menduduki peringkat 63
dengan nilai 4.3
j.
Pilar ukuran pasar
menduduki peringkat 18
dengan nilai 5.2
k. kecanggihan
bisnis menduduki peringkat 43
dengan nilai 4.3
l.
inovasi menduduki
peringkat 54
dengan nilai 3.4
Sedangkan
untuk faktor yang paling berpengaruh dalam membangun bisnis (doing business)
di Thailand ada tahun 2016 adalah:
a. Stabilitas Pemerintahan dengan indeks 16.7
b. In-efisien birokrasi dengan indeks 11.9
c. Korupsi dengan indeks 11.3
d. Policy instability dengan indeks 9.9
e. Keterbatasan tenaga terampil dengan indeks 8.5
5. Philipipines
Tahun 2016 populasi Philippines sebanyak 102.2
juta dengan GDP sebesar USD292 Milliar, GDP per kapita 2858 Berdasarkan laporan
Global Competitive Report, Global Competitiveness Indeks Philippines pada tahun
2016 adalah 4.4 dan berada di posisi 57. Sedangkan untuk 12 pilar konsep daya
saing penilaianya sebagai berikut:
a. Pilar
Institusi menduduki peringkat 65
dengan nilai 4.6
b. Pilar
infrastruktur menduduki peringkat 91
dengan nilai 3.6
c. Pilar
lingkungan ekonomi makro menduduki peringkat 95 dengan nilai 3.4
d. Pilar
kesehatan dan pendidikan dasar meduduki peringkat 81 dengan nilai 5.6
e. Pilar
pendidikan tinggi dan pelatihan menduduki peringkat 58 dengan nilai 4.6
f. Pilar
efisiensi pasar barang menduduki peringkat 99
dengan nilai 4.1
g. Pilar
efisiensi pasar tenaga kerja menduduki peringkat 86 dengan nilai 4.0
h. Pilar
pembangungan pasar keuangan menduduki peringkat 48 dengan nilai 4.2
i.
Pilar kesiapan
teknologi menduduki peringkat 83
dengan nilai 3.6
j.
Pilar ukuran pasar
menduduki peringkat 31
dengan nilai 4.9
k. kecanggihan
bisnis menduduki peringkat 52
dengan nilai 4.1
l.
inovasi menduduki
peringkat 62
dengan nilai 3.4
Sedangkan
untuk faktor yang paling berpengaruh dalam membangun bisnis (doing business)
di Philippines pada tahun 2016 adalah:
a. in-efisiensi
birokrasi dengan indeks 18.8
b. infrastruktur
dengan indeks 17.8
c. Korupsi
dengan indeks 16.9
d. Pajak
dengan indeks 10.8
e. Peraturan
perpajakan dengan indeks 8.3
6. Singapore
Tahun 2016 populasi Singapore sebanyak 5.5
juta dengan GDP sebesar USD292.7 Milliar, GDP per kapita 52887 Berdasarkan
laporan Global Competitive Report, Global Competitiveness Indeks Singapore pada
tahun 2016 adalah 5.7 dan berada di posisi 2. Sedangkan untuk 12 pilar konsep
daya saing penilaianya sebagai berikut:
a. Pilar
Institusi menduduki peringkat 2
dengan nilai 6.1
b. Pilar
infrastruktur menduduki peringkat 2
dengan nilai 6.5
c. Pilar
lingkungan ekonomi makro menduduki peringkat 11 dengan nilai 6.1
d. Pilar
kesehatan dan pendidikan dasar meduduki peringkat 2 dengan nilai 6.7
e. Pilar
pendidikan tinggi dan pelatihan menduduki peringkat 1 dengan nilai 6.3
f. Pilar
efisiensi pasar barang menduduki peringkat 1 dengan
nilai 5.8
g. Pilar
efisiensi pasar tenaga kerja menduduki peringkat 2 dengan nilai 5.8
h. Pilar
pembangungan pasar keuangan menduduki peringkat 2 dengan nilai 5.7
i.
Pilar kesiapan
teknologi menduduki peringkat 9
dengan nilai 6.1
j.
Pilar ukuran pasar
menduduki peringkat 37
dengan nilai 4.7
k. kecanggihan
bisnis menduduki peringkat 19
dengan nilai 5.2
l.
inovasi menduduki
peringkat 9
dengan nilai 5.3
Sedangkan
untuk faktor yang paling berpengaruh dalam membangun bisnis (doing business)
di Singapore pada tahun 2016 adalah:
a. Restrictive labour regulation dengan indeks 28.4
b. Insufficient capacity to innovate dengan indeks 20.6
c. Inflation dengan indeks 14.9
d. Inadequately educated workforce 11.0
e. Poor work ethic in national labor force 6.0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar